Cetak Letterpress Indonesia - Kartu Undangan Pernikahan

Kini sudah ada tempat yang menerima pesanan kartu undangan pernikahan dengan teknik cetak letterpress. Mungkin sebagian orang sudah mengetahui tentang teknik cetak ini. Ya, letterpress adalah teknik yang sedang populer, dan bisa dibilang hidup kembali pada zaman digital ini.

Di Indonesia sangat jarang percetakan yang memiliki mesin windmill. Biasanya para calon pengantin lebih memilih hardcover. Sekarang Undangan pernikahan - Lettepress Indonesia mulai diminati. Karena banyak yang jenuh dengan jenis hardcover dan menginginkan sesuatu yang baru, sedangkan pada undangan kipas dan tas banyak yang enggan untuk memesannya dikarenakan hasil cetaknya yang kurang bagus jika dibandingkan dengan harganya yang mencapai Rp. 5.000 untuk tiap lembarnya.

Saya sering mendapati pertanyaan klasik ini go pro. "Mana yang lebih baik, bisnis yang menghasilkan ataukah bisnis yang sesuai passion?"

Berhubung saya yang ditanya, maka jawaban saya adalah yang mana saja baik asalkan tetap bisa menghasilkan profit sekaligus memberikan manfaat pada konsumen pengguna produk (baik barang maupun jasa).

Jika kita menjalankan bisnis dengan gelar sarjana yang ngga sejalan sama passion, tapi menghasilkan, ya selamat. Itu bagus.

Jika kita menjalankan bisnis yang sejalan dengan passion, wah itu lebih beruntung lagi.

Jadi jika ditanya mulai dari yang mana dulu, kalau saya dari yang potensi pemasukannya bagus dan cepat dulu, entah sesuai atau enggak sama passion.

Jika memang memulai dari yang ngga sesuai passion, ngga masalah. Toh nanti ketika sistem sudah berjalan dan bisnis bisa berjalan tanpa banyak campur tangan kita, bisa juga kita kembali ke jalur passion.

Hanya saja, catatannya adalah jika ngga sesuai dengan passion, maka pastikan goal utama atau impian yang mau didapat dari bisnis itu jelas dan kuat.

Kenapa? Karena yang ngga sesuai passion biasanya akan butuh energi ekstra. Miliki aktivitas pelepas stres yang baik, untuk mengembalikan energi yang mudah terkuras tersebut. Makanya saya pernah bilang, paling ngga kita mesti punya hobi.

Itu dulu, semoga bermanfaat.

Selamat berakhir pekan.

Saya sungguh sepakat dengan Mas Adjie. Bahwasanya yang namanya bersyukur, ya bersyukur aja. Bukan karena melihat kehidupan orang lain lebih ancur dari kita.

Dulu saya juga pernah, bersyukur dengan cara membandingkan hidup dengan mereka yang nampaknya hidup lebih susah. Mudah dan instan. Paradigma ini terus saya pegang hingga akhirnya menikah.

Setelah menikah, justru Bojo yang paling sering ngingetin. Bersyukur ya bersyukur aja. Jangan karena hidup orang lain lebih menderita. Bayangkan kalau posisinya dibalik, kita yang berada pada posisi menderita dan sengsara, supaya orang lain lebih bersyukur.

Dan paradigma bersyukur macam ini juga mesti diwaspadai. Karena jika berpikirnya seperti itu, maka saat kita terpuruk, apa iya lantas tidak bersyukur karena kita yang paling bawah dan paling menderita?

Tanpa membandingkan dengan kehidupan orang lain pun, seyogianya bersyukur ini kita lakukan setiap saat. Siapa yang tahu, esok hari kita masih diberi kesempatan hidup? Jangankan esok, nanti malam saja kita ngga tau.

Dan salah satu cara untuk bersyukur atas pemberian kesempatan hidup oleh Tuhan adalah melakukan yang terbaik selagi bisa, selagi sempat.

Selamat bersyukur.

Comments

Popular posts from this blog

Software SEO Web Based Terbaik di Tahun 2014